Ideopolitor Muhammadiyah: Ideologi Kuat, Organisasi Sehat, Politik Bermartabat

By Admin Web 28 Feb 2025, 08:57:14 WIB Opini
Ideopolitor Muhammadiyah: Ideologi Kuat, Organisasi Sehat, Politik Bermartabat

Hasbullah

Wakil Ketua Majelis Dikdasmen & PNF PWM Lampung


Baca Lainnya :

Muhammadiyah, sebagai sebuah gerakan Islam modern yang telah berdiri selama lebih dari seratus tahun. Muhammadiyah memainkan peran penting dalam pembentukan masyarakat Islam yang lebih maju. 


Salah satu fondasi utama yang mendukung keberadaan Muhammadiyah adalah ideopolitor. Suatu konsep yang mencakup tiga unsur kunci: ideologi yang tangguh, organisasi yang kuat, dan politik yang berintegritas. 


Ketiga unsur ini merupakan elemen esensial dalam mempertahankan kelangsungan gerakan, menghadapi tantangan zaman, serta memastikan Muhammadiyah tetap relevan di tengah perubahan sosial, politik, dan budaya yang berlangsung di Indonesia. Juga di level dunia.


Ideologi yang tangguh menjadi inti dari perjalanan Muhammadiyah. Sejak awal pendiriannya, KH. Ahmad Dahlan telah mendirikan kerangka pemikiran Islam yang

berpegang pada Al-Qur’an dan Sunnah dengan semangat pembaruan yang dikenal sebagai tajdid. 


Ideologi Muhammadiyah bukan hanya sebatas ajaran religius, tetapi juga meliputi dimensi sosial dan budaya yang mampu beradaptasi dengan perubahan zaman. Akan tetapi, tantangan dari globalisasi dan modernisasi sering kali menguji daya tahan ideologi ini. Sehingga diperlukan usaha berkesinambungan untuk memperkuat pemahaman ideologis di kalangan anggota dan kader Muhammadiyah.


Organisasi yang sehat merupakan pilar kedua memastikan bahwa Muhammadiyah tetap kuat dan kompetitif. Sebagai gerakan dengan struktur yang luas. Mulai dari tingkat pusat hingga cabang.


Muhammadiyah perlu memiliki sistem yang kuat, transparan dan dapat beradaptasi dengan perubahan zaman. Keberadaan organisasi yang sehat tercermin dalam manajemen yang profesional, akuntabilitas tinggi, serta kepemimpinan yang memiliki visi dan bersifat kolektif. 


Namun, dalam pelaksanaannya, sering kali muncul tantangan seperti birokrasi yang berlebihan, minimnya regenerasi yang efektif, dan ketidakseimbangan dalam pembagian peran serta tanggung jawab.


Di sisi lain, politik yang bermartabat merupakan elemen penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Muhammadiyah, dengan prinsip sebagai gerakan yang netral, menegaskan bahwa politik bukanlah tujuan primer. Melainkan alat untuk menegakkan nilai-nilai keadilan dan kesejahteraan. 


Politik bermartabat berarti menempatkan kepentingan masyarakat di atas segalanya, menghindari pragmatisme politik yang dapat merusak moral, serta berfungsi sebagai penyeimbang dalam sistem demokrasi. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa godaan politik praktis seringkali menarik sejumlah kader Muhammadiyah untuk terlibat lebih dalam pada perebutan kekuasaan.


Ketiga aspek ini harus berfungsi bersama dan saling memperkuat. 


Ideologi yang kokoh tanpa organisasi yang sehat akan mengakibatkan stagnasi dalam gerakan. Organisasi yang sehat tanpa ideologi yang kuat akan kehilangan fokus dalam perjuangannya. 


Politik bermartabat yang tidak didukung oleh ideologi dan organisasi yang solid hanya akan menjadi wacana yang tidak berarti. Oleh karena itu, pengintegrasian yang harmonis antara ideologi, organisasi, dan politik mutlak diperlukan agar Muhammadiyah tetap menjadi gerakan yang kuat dan berpengaruh. 


Dalam konteks ideologi, Muhammadiyah perlu terus memperkuat proses kaderisasinya untuk

memastikan bahwa nilai-nilai Islam yang diperjuangkan tetap terjaga. Kaderisasi yang efektif tidak hanya bertujuan untuk mencetak pemimpin organisasi, melainkan juga untuk

menghasilkan intelektual Muslim yang dapat memahami perubahan zaman. Serta memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi umat. 


Oleh karena itu, diperlukan penguatan lembaga pendidikan dan pelatihan kader secara terstruktur, sistematis dan masif. Hal itu agar generasi penerus Muhammadiyah memiliki pemahaman yang mendalam tentang Islam yang progresif.


Dari segi organisasi, transparansi dan profesionalisme seharusnya menjadi karakteristik yang dominan. Muhammadiyah perlu menjadi teladan dalam pengelolaan organisasi yang bersih dan bertanggung jawab. 


Kelembagaan yang kuat akan menciptakan lingkungan kerja yang mendukung, mencegah konflik internal yang tidak produktif, dan memastikan bahwa setiap program serta kebijakan organisasi memberikan keuntungan nyata bagi masyarakat. Proses digitalisasi organisasi juga harus diperkuat untuk menghadapi tantangan era industri 4.0 serta revolusi digital.


Dalam ranah politik, Muhammadiyah perlu tetap berpegang pada prinsip untuk tidak terjun ke dalam politik praktis, namun tetap bisa berpengaruh dalam kebijakan publik. 


Sikap kritis dan konstruktif terhadap pemerintah dan partai politik harus tetap dijaga, agar prinsip-prinsip Islam yang adil dapat menjadi panduan dalam pengelolaan negara. Muhammadiyah perlu menjauhi jebakan politik transaksional yang hanya akan merusak integritas dan nilai perjuangan yang telah dibangun hingga kini.


Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa tantangan yang dihadapi Muhammadiyah di masa depan semakin kompleks. Ideologi yang kuat harus diuji oleh pemikiran-pemikiran yang semakin bertentangan dengan nilai-nilai Islam. 


Sebuah organisasi yang sehat harus mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman tanpa kehilangan jati dirinya. Politik bermartabat diharuskan untuk menghadapi kenyataan pragmatisme politik yang semakin menonjol di Indonesia. 


Oleh karena itu, diperlukan inovasi dan penyesuaian yang berkelanjutan agar Muhammadiyah tetap relevan dan berpengaruh.


Dalam menghadapi tantangan tersebut, kritik yang konstruktif harus selalu hadir di dalam

Muhammadiyah. Kritik seharusnya tidak dianggap sebagai ancaman, melainkan sebagai alat untuk perbaikan terus-menerus. 


Kritik terhadap ideologi Muhammadiyah harus fokus pada penguatan substansi ajaran Islam yang progresif, bukan semata-mata mempertahankan formalitas doktrinal. Kritik terhadap organisasi Muhammadiyah harus mendorong melakukan reformasi struktural agar lebih dinamis dan responsif terhadap tuntutan zaman. Kritik terhadap politik Muhammadiyah harus menegaskan kembali posisi Muhammadiyah sebagai gerakan moral yang berorientasi pada kesejahteraan umat. 


Dengan demikian, pemikiran politik dalam Muhammadiyah tidak seharusnya menjadi

sekadar slogan, tetapi harus menjadi ide yang benar-benar diterapkan dalam dunia nyata.


Sebuah ideologi yang kokoh perlu terus diperkokoh melalui studi dan pemikiran yang

mendalam. Sebuah organisasi yang sehat mesti terus diperbaharui agar dapat bertahan di tengah perubahan global yang terus berlangsung. 


Integritas dalam politik harus dijaga agar tetap dapat menegakkan norma-norma moral bangsa. Jika ketiga aspek ini dapat diimplementasikan dengan baik, maka Muhammadiyah akan terus menjadi simbol peradaban Islam di Indonesia dan dunia.


Di bawah kepemimpinan para kader yang memiliki integritas dan visi yang jelas,

Muhammadiyah memiliki prospek yang cerah dan masa depan yang maju. Kesuksesan

Muhammadiyah dalam mengembangkan ideologi yang solid, organisasi yang sehat, dan politik yang terhormat akan menjadi warisan untuk generasi-generasi mendatang. 


Dengan semangat pembaruan dan komitmen terhadap nilai-nilai Islam yang membawa kebaikan bagi seluruh umat, Muhammadiyah bisa terus melangkah maju tanpa kehilangan identitasnya.


Semoga Muhammadiyah digerakan oleh para kadernya tetap berfungsi sebagai gerakan Islam yang membawa dampak positif bagi masyarakat dan bangsa, serta terus berkontribusi dalam menciptakan peradaban yang lebih baik.(*)




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment

Pimpinan Wilayah
Muhammadiyah Lampung


Kanan - Iklan Sidebar

Temukan juga kami di

Ikuti kami di facebook, twitter, Instagram, Youtube dan dapatkan informasi terbaru dari kami disana.

STATISTIK PENGUNJUNG

  • User Online : 2
  • Today Visitor : 81
  • Hits hari ini : 504
  • Total pengunjung : 45856